Darmin : Dorongan Investasi Pilihan Tersisa Pemulihan Ekonomi

images (1)

LiBi Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan dorongan investasi baik yang berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri merupakan jalan yang tersisa untuk pemulihan ekonomi Indonesia.

“Dorongan investasi, dengan mengundang investor dari luar dan pengeluaran pemerintah dengan belanja barang adalah pilihan tersisa untuk pemulihan ekonomi,” kata Darmin di Tangerang, Banten, Jumat (18/12/2015).

Dorongan investasi tersebut, kata Darmin, adalah sebagai pilihan tersisa dimana seharusnya dalam pelambatan ekonomi semacam ini eksporlah yang harusnya didorong.

“Akan tetapi ekspor bahan mentah andalan Indonesia selama ini, tidak akan menolong, karena harga komoditas tersebut yang merosot,” ujar dia.

Karena andalan Indonesia adalah bahan mentah, lanjut Darmin, tidak ada lagi yang bisa didorong untuk ekspor, pasalnya industri dalam negeri yang seharusnya menjadi andalan untuk pemulihan, basisnya tidak begitu kuat.

Terkait industri dalam negeri yang tidak kuat basisnya, Darmin menjelaskan hal tersebut dikarenakan pada saat Indonesia dan negara-negara berkembang di dunia sempat kebanjiran dolar Amerika ketika Negeri Paman Sam dilanda resesi pada 2008, Indonesia tidak membarenginya dengan peningkatan kapasitas industri.

“Resesi AS mendorong rupiah menjadi kuat sekali. Bahkan pernah mencapai Rp8.500 per dolar. Karena suplai dolarnya datang begitu besar dan terus menerus, namun tidak dibarengi dengan peningkatan industri,” katanya.

Di sisi lain, Darmin menambahkan, harga komoditas sumber daya alam (SDA) tengah melambung tinggi (booming). Geliat ekonomi Tiongkok kala itu menjadi pendorong utama tingginya permintaan komoditas di bursa global.

Sayangnya, kata Darmin, Indonesia terlena dengan booming harga komoditas dan berkah terselubung dari resesi Amerika. Ancaman yang dikhawatirkan Darmin pun terbukti. Kondisi ekonomi berbalik negatif pada awal 2012 ketika harga komoditas global anjlok.

Berbagai langkah juga sudah dilakukan pemerintah dalam paket kebijakan ekonomi, seperti optimalisasi pembiayaan ekspor untuk perusahaan dalam negeri. Meskipun seharusnya harus didorong lagi dengan promosi produk ke berbagai belahan dunia.

Kendati demikian ia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa mencapai 5,3 persen.

“Tahun depan APBN menggariskan 5,3 persen. Itu hanya bisa kalau investasinya berjalan, kalau ekspor bagus mungkin 5,3 persen bisa tercapai,” ujar Mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut. (ant/lb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *