LiBi – Pergerakan IHSG pada perdagangan Senin (25/1), diprediksi berada dalam kisaran support 4.415-4.430 dan resisten 4.465-4.487. Secara teknis, pola hammer after inverted hammer, bertahan di atas area lower Bollinger Band (LBB). Moving Average Convergence Divergence (MACD) mulai turun terbatas dengan histogram negatif yang mendatar. The Relative Strength Index (RSI), Stochastic, dan William’s%R mencoba untuk berbalik naik. Laju IHSG bertahan di atas area target support 4.393-4.409 dan mampu melampaui area target resisten 4.450-4.452.
Mulai adanya peningkatan volume beli memberikan sentimen positif bagi laju IHSG. Diharapkan adanya peningkatan volume beli tersebut dapat berlanjut dan diiringi dengan masih adanya sentimen positif, terutama dari kondisi global di mana laju harga minyak masih bertahan dalam tren kenaikannya. Tertutupnya utang gap nya di area 4.409-4.429 pun diharapkan dapat menjadi momentum bagi berlanjutnya kenaikan IHSG. Meski demikian, tetap cermati sentimen yang ada pada laju IHSG.
Sementara untuk sejumlah saham yang layak dipertimbangkan, antara lain: Saham PT Jasa Marga (JSMR) dalam kisaran support dan resisten Rp 5.575-5.875. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 5.600, dan stop loss di Rp 5.575. Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) dalam kisaran support dan resisten Rp 850-1.035. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 1.000, dan stop loss di Rp 990. Saham PT Kalbe Farma (KLBF) dalam kisaran support dan resisten Rp 1.345-1.395. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 1.345, dan stop loss di Rp 1.340. Saham PT Elnusa (ELSA) dalam kisaran support dan resisten Rp 175-195. Morning star try to close middle bollinger band (MBB). Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 187, dan stop loss di Rp 185.
Berikutnya saham PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA) dalam kisaran support dan resisten Rp 224-236. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 225, dan stop loss di Rp 223. Saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) (PGAS) dalam kisaran support dan resisten Rp 2.370-2.550. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 2.480, dan stop loss di Rp 2.470. Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) dalam kisaran support dan resisten Rp 18.350-19.250. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 18.975, dan stop loss di Rp 18.925.
Pada perdagangan Jumat (22/1), IHSG ditutup menguat 42,618 poin (0,97%) ke posisi 4.456,744. Sepanjang perdagangan Jumat, indeks mencapai level tertingginya di 4.456,744 yang merupakan level penutupan dan mencapai level terendahnya 4.421,056 atau menguat 6,930 poin. Laju IHSG di akhir pekan mampu berbalik menguat seiring dengan mulai adanya aksi beli setelah pelaku pasar merespon positif mulai adanya rebound pada harga minyak mentah dunia. Sentimen global ini membuat sejumlah laju bursa saham global mengalami rebound dan berimbas terutama pada IHSG. Sehari sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat mampu mengalami pembalikan arah naik seiring mulai naiknya harga minyak mentah dunia.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari benua Eropa di mana Presiden ECB, Mario Draghi, yang mengemukakan masih diperlukannya stimulus untuk pemulihan ekonomi Zona Euro. Selain itu, laju Rupiah yang ikut terimbas positif dari sentimen gobal tersebut turut direspon baik oleh para pelaku pasar sehingga mampu memberikan dampak positif pada IHSG.
Dengan volume yang tipis, minimnya katalis positif baik dari dalam dan luar negeri, serta beberapa indikator teknikal yang terus melebar menjauhi sinyal positifnya, IHSG dimungkinkan dapat bergerak melemah menuju utang gap nya di area 4.409-4.429. Meski kami di satu sisi masih berharap akan adanya rebound namun, di sisi lain kami berasumsi IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan dengan masih diikuti aksi net sell asing. Tetap cermati sentimen yang ada pada laju IHSG.
Di akhir penutupan IHSG, berkurangnya transaksi jual asing turut didukung penguatan laju rupiah. Meski demikian, asing masih tercatat jualan (dari net sell Rp 110,214 miliar menjadi net sell Rp 99,75 miliar). Mulai meningkatnya harga komoditas, terutama harga minyak mentah dunia membuat laju USD terlihat melemah sehingga dapat dimanfaatkan oleh rupiah untuk dapat melanjutkan penguatannya. Sementara itu, dari dalam negeri tampaknya pelaku pasar menyambut baik keputusan pemerintah, yang membatalkan pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% untuk jual-beli daging sapi bakalan. (bzn/lb)