LiBi Jakarta – PT Logindo Samudramakmur Tbk. (“Perseroan”), perusahaan yang bergerak dibidang jasa pendukung kegiatan lepas pantai bagi industri minyak dan gas bumi, hari ini mengumumkan hasil kinerja keuangan tahunan Perseroan sepanjang tahun 2015. Pembukuan Perseroan telah di audit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (Ernst & Young).
“Penurunan tingkat utilisasi dan tarif sewa kapal selama tahun 2015 telah mengakibatkan penurunan pendapatan Perseroan sebesar 32% dibanding tahun sebelumnya. Perseron hanya berhasil mencatat pendapatan senilai US$ 47,1 juta ditahun 2015. Hal ini terkait dengan lesunya kegiatan industri dan permintaan pasar seiring dengan terus merosotnya harga minyak bumi dunia sepanjang tahun 2015. Dampak terbesar adalah penurunan drastis utilisasi kapal-kapal besar yang tahun lalu memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap total pendapatan Perseroan.” ujar Presiden Direktur Perseroan, Eddy Kurniawan Logam saat pemaparan publik dijakarta,(18/4/2016)
Janjut Edy , “Situasi usaha saat ini masih sangat menantang ditengah tidak menentunya harga minyak bumi dunia. Meskipun demikian , kami tetap bertekad untuk terus bergerak menyesuaikan diri dengan kondisi industri dan menjaga arus kas yang hati-hati, guna bersaing dan bertahan secara berkelanjutan. Perseroan juga berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pelanggan. Disisi lain, kami akan terus mengupayakan langkah dan terobosan untuk meningkatkan efisiensi kerja dalam rangka penghematan biaya operasi serta pendanaan.
“Kami akan mengembangkan diri melalui manajemen perubahan, serta menyiapkan rencana diversifikasi usaha yang terkait dalam waktu dekat, sehingga pada waktunya kami akan berada dalam posisi yang lebih baik dan siap untuk meraup peluang usaha berikutnya”, jelas Edy
Dalam kesempatan yang sama , Chief Financial Officer Perseroan, Sundap Carulli menyampaikan Perseroan telah melakukan pengendalian biaya melalui program efisiensi seperti pengurangan awak kapal, pemeliharaan dan perawatan kapal serta melakukan “warm stacking” terhadap kapal-kapal yang tidak beroperasi.
“Banyaknya komitmen pos-pos biaya yang bersifat tetap seperti gaji, depresiasi, serta biaya pendanaan, sehingga pada akhirnya Perseroan hanya mampu membukukan laba tahun berjalan senilai US$ 49.293″, ungkap Sundap. (fer)