LiBi Jakarta – UberJEK sebagai salah satu perusahaan layanan ojek berbasis aplikasi hari ini Sabtu (15/5) resmi diluncurkan. Layanan unit usaha berbasis IT (Information Technolgy) tersebut bertujuan untuk membuka ribuan lapangan pekerjaan dan memberikan solusi disektor transportasi kepada jutaan rakyat Indonesia.
Sebuah karya dari pemikiran para anggota Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) dari berbagai Universitas terkenal di Eropa, Jepang dan Amerika yang kemudian membentuk sebuah unit usaha berbasis IT yakni unit usaha Usaha UberJEK, yaitu ojek dan taksi online berbasis aplikasi Android.
CEO sekaligus Founder UberJEK Aris Wahyudi optimis, meskipun baru secara resmi diluncurkan, UberJEK telah mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat, dimana 2.200 calon rider sudah terdaftar.
“Setelah resmi mengaspal hari ini, dan tentunya saja akan semakin banyak yang bergabung. Dan yang lebih membanggakan lagi adalah UberJEK ternyata menyedot perhatian media massa internasional,” kata Aris di Jakarta, Minggu (15/5).
Dalam menawarkan sistem perekrutan menurut Aris, pihaknya menawarkan sistem yang berbeda. Dalam sistem UberJEk, proses rekruitmen dibagi menjadi 2 (dua) tahapan, yaitu seleksi administrasi dan seleksi operasional.
“Dalam seleksi administrasi, calon rider hanya akan diminta untuk menyerahkan fotocopy KTP, SIM dan STNK, serta setoran deposit Rp. 100.000 (yang akan dikembalikan apabila yang bersangkutan gagal test),” ujar Aris.
Kemudian pada seleksi operasional, calon rider akan di test pengetahuan lalu lintas, cek kondisi motor, dan test bau badan. “Test yang terakhir ini dilakukan demi untuk kepuasan pelanggan, mengingat sebelumnya banyak keluhan dari para penumpang ojek akibat kondisi bau badan rider,” sebut Aris.
Sedangkan untuk tarif normal yang ditawarkan oleh UberJEK menurutnya, terdiri beberapa komponen tarif sebagai berikut :
– Untuk tarif dasar berjarak 0-1 Kilometer (KM) sebesar Rp5500 per KM.
– Untuk tarif selanjutnya 2-10 KM hanya bertambah Rp2500 /KM
– Selanjutnya jarak diatas 10 KM hanya bertambah Rp2000 /KM.
Adapun keunggulan UberJEK dibanding ojek online lainnya menurut Aris, diantaranya pertama pihaknya dapat memberikan ribuan hadiah ke penumpang, kedua daerah operasional UberJEK terluas (ada di 30 kota).
Ketiga dapat memberikan pelayanan selfie order artinya penumpang tanpa smartphone tetap bisa menikmati layanan UberJEK, keempat, pihaknya juga menerapkan konsep “Share-sharing” yang merupakan konsep original, karena baru kali ini ada perusahaan di dunia menerapkan konsep bisnis ini.
Apabila konsep “ride-sharing” merupakan pemakaian bersama sebuah alat transportasi, sehingga saling menguntungkan antara pemilik kendaraan dengan penumpangnya, maka “share-sharing adalah pembagian bersama saham perusahaan antara pemegang saham, mitra (rider dan driver), dan penumpang.
Rencananya, 30% saham PT.UberJEK nantinya akan diberikan kepada mitra dan penumpang dengan rincian 5% untuk rider, 5% untuk driver, 20% untuk penumpang.
“Kita menerapkan konsep bisnis baru “share-sharing” (pembagian 30% saham untuk rider/driver & penumpang). Belum lagi kalau sesuai rencananya, akan ada dana Rp 15 trilyun kita bagikan pada rider/driver & penumpang UberJEK/UberTAKSI di tahun 2018,” jelas Aris.
Dengan nilai tersebut lanjut Aris, jadi 30% saham akan dijual untuk diberikan dengan rincian 50 ribu unit motor Yamaha Mio untuk rider, 50 ribu DP (Down Payment) mobil baru untuk driver, serta 7 juta unit handphone Android.
“Terakhir keunikan UberJEK yakni bisa berkomunikasi dengan rider menggunakan Chatting yang nyaris gratis (Data), berbeda dengan app lain yang harus pakai telepon, serta hemat biaya bagi rider,” tandasnya. (ps/lb)