LiBi – Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Kamis (Jumat 5/8/2016 pagi WIB), setelah bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), mengumumkan program stimulus untuk mendukung perekonomian negara itu menyusul keputusan Brexit.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 2,7 dolar AS atau 0,20 persen, menjadi menetap di 1.367,40 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.
Bank sentral Inggris pada Kamis memangkas suku bunga utamanya seperempat persentase poin ke rekor terendah 0,25 persen, penurunan suku bunga pertama sejak Maret 2009.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung harga emas, yang tidak memberikan imbal hasil (yield) dan sulit untuk bersaing dengan investasi-investasi yang memberikan imbal hasil ketika biaya pinjaman meningkat.
Dengan bank-bank sentral di Eropa dan Jepang juga memperlonggar kebijakan moneter mereka, serta sedikit harapan bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku dalam beberapa bulan mendatang, beberapa investor percaya mungkin ke depan ada lebih banyak keuntungan untuk logam mulia.
Emas mendapat dukungan lebih lanjut ketika indeks Dow Jones Industrial Average di pasar saham AS turun 18 poin atau 0,1 persen pada pukul 19.00 GMT.
Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sebaliknya logam mulia turun ketika ekuitas AS membukukan keuntungan.
Namun kenaikan emas lebih lanjut terhambat karena laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal meningkat 3.000 menjadi 269.000, lebih baik dari perkiraan para analis.
Perak untuk pengiriman September turun 2,8 sen, atau 0,14 persen, menjadi ditutup pada 20,443 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 4,6 dolar AS, atau 0,39 persen, menjadi ditutup pada 1.165 dolar AS per ounce.