Lintas Bisnis.com Jakarta – Bank Indonesia mengatakan penjualan eceran, yang mengindikasikan pergerakan konsumsi swasta, selama Februari 2017 masih tumbuh melambat secara tahunan atau lebih rendah dibanding Januari 2017.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam Survei Penjualan Eceran Februari di Jakarta, Senin (10/4/2017)., mengatakan Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari tumbuh setara 3,7 persen (year on year/yoy) dibandingkan Februari 2016 atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahunan Januari yang sebesar 6,3 persen (yoy).
“Perlambatan penjualan eceran terjadi baik pada kelompok makanan maupun non makanan,” kata dia.
Penjualan kelompok makanan selama Februari 2017 tumbuh 5,1 persen (yoy) atau menurun dibanding 7,3 persen (yoy) pada Januari 2017. Begitu juga penjualan non makanan yang tumbuh 1,8 persen, atau lebih rendah dibanding Januari 2017 yang sebesar lima persen.
Jika secara bulanan atau dibandingkan dengan Januari 2017, penjualan eceran Februari bahkan menurun 4,9 persen (month to month/mtm).
BI mengatakan pada Februari 2017 kontraksi terjadi di seluruh kelompok komditas, dengan kontraksi paling dalam di kelompok barang lainna, terutama sandang dan kelompok peralatan informasi dan komunikasi.
Sedangkan untuk Maret 2017, BI juga memerkirakan pertumbuhan penjualan eceran masih melambat dengan perkiraan Indeks Penjualan Riil tumbuh 2,6 persen (yoy), lebih rendah dari bulan Februari 2017.
“Pada periode tersebut, penjualan eceran pada kelompok makanan diperkirakan tumbuh 4,9 persen (yoy), lebih rendah dari 5,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, pertumbuhan tahunan penjualan kelompok komoditas non makanan diperkirakan mengalami kontraksi sebesar minus 0,7 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan 1,8 persen (yoy) pada Februari 2017,” kata Tirta.
Survei Penjualan Eceran dilakikan untuk mengetahui pergerakkan Produk Domestik Bruto dari sisi konsumsi swasta. Survei dilakukan terhadap 700 pengecer di 10 kota di Indonesia. (Ant)