Axton Salim: Program Posyandu Bisa Cegah Stunting di Indonesia

Lintas Bisnis.com Jakarta – Setiap hari, 2-3 anak di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini bisa dicegah dengan cara meningkatkan gizi ibu hamil dan juga anak-anak.

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim mengatakan, stunting bisa diintervensi  pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Menurut Axton, salah satu cara untuk mencegah stunting di Indonesia adalah melalui program pos pelayanan terpadu. Namun, masih ada sejumlah kekurangan dari program posyandu yang selama ini diterapkan oleh pemerintah.

“Program pos pelayanan terpadu itu sebenarnya salah satu cara untuk menjangkau komunitas, tapi selama ini operasi posyandu tergantung sukarelawan dan tidak ada koneksi langsung ke Menteri Kesehatan. Jadi, aktivitas posyando berbasis kesukarelaan. Inilah yang membuat Indofood mengambil peluang ini yaitu meningkatkan kemampuan kader serta juga menyiapkan kader baru untuk bisa menjangkau ibu hamil dan juga anak-anak demi mencegah stunting,” kata Axton saat menjadi pembicara di webinar Katadata Sustainable Action for the Future Economy (SAFE) 2020 dalam sesi Investing in Youth, Rabu (26/8/2020).

Axton menambahkan, PT Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai program Posyandu Mandiri. Program ini dibuat agar ibu-ibu hamil bisa mendapatkan gizi yang lebig baik sehingga bisa mencegah stunting. Karena, kata Axton, 1 dari 3 bayi di Indonesia lahir dengan kondisu stunting yaitu kurang gizi.

Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2019 sebelum pandemi mencatat sebanyak 6,3 juta balita mengalami stunting dari populasi 23 juta balita di Indonesia. Angka stunting Indonesia berada di urutan ke-4 dunia. Prevalensi balita stunting di Indonesia pada 2019 yakni 27,7 persen. Jumlah yang masih jauh dari nilai standard WHO yang seharusnya di bawah 20 persen.

Indofood, menurut Axton menganggap stunting sebagai salah satu isu jangka panjang yang sangat penting. Stunting bisa diintervensi dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Apabila tidak dicegah, lanjut Axton, maka stunting akan membuat terjadinya penurunan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang.

Selain itu, anak-anak yang mengalami stunting juga akan berhadapan dengan penurunan tingkat kecerdasaran serta kurangnya daya tahan tubuh terhadap penyakit tidak menular.

Pendiri Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Veronica Colondom menambahkan, stunting harus menjadi perhatian semua pihak. Karena, stunting adalah masalah besar dan juga menjadi dasar dari masa depan anak-anak Indonesia.

Namun, kata Veronica, selain stunting masih ada sejumlah hal yang juga harus menjadi perhatian pemerintah yaitu kesempatan anak-anak mendapatkan pendidikan.

Menurut dia, pendidikan menjadi hak dasar semua anak-anak di Indonesia. Namun, pendidikan saja tidak cukup. Karena itu, YCAB memberikan pelatihan vokasi kepada anak-anak yang tidak mampu.

“Vokasi itu juga penting untuk mendapatkan ketrampilan. Percuma sekolah tapi tidak bisa dapat pekerjaan. Itulah kenapa pelatihan ketrampilan untuk anak-anak menjadi hal yang tidak kalah penting,” kata Veronica.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *