Sustainability and Charity Event Ali Charisma Tampilkan EcoCreate Pemanfaatkan Daur Ulang Limbah

LINTAS BISNIS – Industri fashion dan tekstil merupakan waste contributor terbesar kedua di dunia dengan volume yang terus meningkat. Hal ini dikarenakan oleh perubahan fashion trend yang sangat cepat, kuantitas produksi yang tinggi dan harga produk yang rendah sehingga mendorong peningkatan konsumsi masyarakat akan produk fashion yang tidak berkelanjutan yang memberi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Program studi Desain Produk dan Bisnis Fesyen Universitas Ciputra Surabaya berkomitmen dalam mendukung gerakan sustainable fashion melalui memberikan edukasi terkait konsep dan praktik sustainable fashion kepada generasi muda untuk masa depan bumi dan umat manusia yang lebih baik untuk generasi-generasi mendatang.

Program studi Desain Produk dan Bisnis Fesyen Universitas Ciputra Surabaya
mempersembahkan video konsep bertemakan “ECOCREATE” yang menampilkan video dan karya desain produk fashion yang mengangkat isu-isu dan menampilkan ide-ide baru mengenai sustainable fashion. Melalui karya dan video tersebut, diharapkan kesadaran dan wawasan masyarakat mengenai fashion sustainability sehingga dapat bersama-sama ikut berperan serta dan berkontribusi dalam mempraktekkan konsep sustainable fashion.

Video pembuka yang ditampilkan dibuka oleh paparan dari Melinda Caroline mengenai permasalahan dan isu terkait waste yang dihasilkan oleh industri fashion dan tekstil. Generasi muda dapat menjadi pelopor praktik sustainable fashion. Masa pakai produk dapat menjadi lebih panjang dengan perubahan sikap dan perilaku terhadap produk fashion. Video ini diakhiri dengan ajakan yang ditujukan kepada generasi muda untuk bersama-sama melakukan perubahan di industri fashion dan mengurangi waste di landfill untuk kehidupan yang lebih baik.

Video “For Life, Not Landfill” oleh Melinda Caroline, Mahasiswa Program studi Desain Produk dan Bisnis Fesyen Universitas Ciputra Surabaya mengembangkan produk fashion yang menggunakan alternatif material dan teknik upcycling sebagai solusi untuk isu-isu dan dampak negatif dari industri fashion.

Tas dari bahan bioplastic “Polutanology” karya Maria Adeline.

Konsep desain tas bertemakan “Polutanology” berasal dari kata polutan (bahan yang menyebabkan pencemaran) dan technology. Konsep dari Polutanology adalah menggambarkan keadaan polusi udara di masa depan. Tidak banyaknya kesadaran dan tindakan menyebabkan polusi udara yang semakin parah. Kemajuan teknologi sudah tidak dapat membantu menangani polusi udara. Hal -hal tersebut dapat benar-benar terjadi apa bila manusia tetap tidak mengurangi dan menanggulangi segala hal yang menyebabkan polusi. Konsep Polutanology digambarkan melalui desain (motif, tekstur, warna) dan bahan pada koleksi tas ini. Motif yang digunakan, dihasilkan melalui percampuran warna putih dan hitam semi-transparan untuk menghasilkan ilusi seperti asap-asap. Kemudian penggunaan tekstur garis dengan kombinasi arah garis horizontal dan vertikal.

Koleksi ini menghadirkan design yang simple, structured, dan dominasi warna hitam untuk menunjukkan kesan modern. Lalu elemen penting dari koleksi ini adalah bahan yang digunakan. Koleksi ini menggunakan bahan bioplastic, dengan bahan utama gelatin. Bioplastic sendiri merupakan salah satu alternatif pengganti plastik, memiliki sifat lebih ramah lingkungan dan mudah terurai sehingga tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Pembuatan koleksi ini disertai dengan riset dan eksperimen yang mendalam untuk menghasilkan komposisi bahan dan bentuk tekstur yang sesuai. Sisi depan dari tas ini menggunakan bioplastic dengan motif asap, adanya permainan tekstur, dan semi-transparan. Sedangkan untuk sisi samping, bawah, belakang, dan tutup pada tas tersebut menggunakan bioplastic berwarna hitam polos yang lebih pekat dan tidak memiliki tekstur. Bioplastic yang dihasilkan memiliki tampilan doff. Untuk tali menggunakan synthetic leather yang merupakan sisa produksi milik pribadi.

Tas dari plastic bag waste “Forma Futura” karya Helen Imanuel Hermanto.

Koleksi berjudul “Forma Futura” yang berarti “shape of the future” dalam bahasa Spanyol, menggambarkan bagaimana produk fashion ke depannya akan terbuat dari daur ulang limbah untuk mengurangi dampak buruk lingkungan. Kantong plastik merupakan penyumbang limbah terbesar di Indonesia. Terbuat dari senyawa kimia polyethylene, kantong plastik tidak dapat diuraikan oleh tanah maupun air meskipun dalam jangka waktu yang lama. Jika dibiarkan maka kantong plastik dapat menjadi limbah yang menumpuk dan mencemari lingkungan.

Melihat permasalahan tersebut, ada baiknya jika kantong plastik dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna. Dilihat dari sifatnya yang fleksibel, tahan air, dan tidak mudah rusak, kantong plastik sangat berpotensi untuk dirajut menggunakan teknik crochet dan menjadi bahan membuat fashion item untuk ke depannya. Bentuk clutch dipilih karena konstruksinya yang simple, ditambah dengan aksen bentuk lingkaran yang mudah dirajut. Paduan dua warna kuning, hitam, dan putih menambah nilai estetika dari clutch ini.

Pada bagian handle depan, lingkaran crochet dirajut dengan dua warna untuk menghasilkan paduan yang unik, kemudian disatukan dengan jahitan dengan benang dari untaian kantong plastik. Pada bagian tali strap, lingkaran-lingkaran crochet disatukan dengan memanaskan untaian kantong plastik antar satu lingkaran dengan lingkaran lainnya membentuk satu kesatuan. Layaknya plastik, clutch ini sangat kuat dan dapat digunakan baik untuk aktivitas sehari-hari maupun acara tertentu.

Tas dari waste kemasan snack “Croco Freaks” karya Elvira Angelica Manik

Konsep desain tas pada koleksi berjudul “Croco Freaks” dibuat dari bekas kemasan snack. Kemasan makanan instan yang di dalamnya terbuat dari aluminium foil dapat menjaga keawetan produk di dalamnya dan sebagai perlindungan dari sinar ultraviolet, di luarnya terdapat kandungan plastik guna menjaga kelembaban udara.

Struktur kemasan membawa mahasiswa kepada suatu eksperimen dengan beberapa proses pengubahan bentuk guna mengangkat keindahan warna metalic dari proses metanize serta memiliki fungsi selain menggunakan material bahan bungkus snack yang diolah bermotif menyerupai kulit croco. Tas didesain dengan aspek multi-styling di mana dapat digunakan dengan 3 style berbeda yaitu sling bag, clutch dan waist bag. Desain tas bewarna biru tua,
bahannya ringan dan muat banyak barang, baik digunakan untuk occasion formal ataupun kegiatan sehari-hari. Perawatannya tidak sulit karena ini anti air jadi warna ataupun bahannya tidak luntur dan tembus air. Lalu untuk tali tas tersebut menggunakan material pvc bekas dan di buat secara hand-made dengan teknik kepang enam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *