LiBi Jakarta – Rencana pemerintah yang akan melakukan penggabungan pipa gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dengan pipa gas yang dimiliki Pertagas anak usaha PT Pertamina (Persero) agar segera terwujud. penggabungan pipa gas kedua perusahaan tersebut akan menghasilkan kekuatan kapasitas jalur distribusi gas dalam jumlah signifikan dalam satu pengelola. opsi penggabungan pipa gas kedua perusahaan tersebut akan ditempuh melalui akuisisi.
Corporate Secretary PT Pertamina Gas (Pertagas) Adiatma Sardjito, mengatakan penggabungan atau merger antara Pertagas dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Tbk sulit terealisasi.
Adiatma mengungkapkan pihaknya sejatinya menyerahkan sepenuhnya terkait rencana akuisisi tersebut kepada pemerintah. Hanya saja, pihaknya memiliki solusi lain untuk mempercepat pemanfaatan gas.. Saat ini, kedua perusahaan gas ini sedang direncanakan untuk digabungkan dengan cara Pertagas mengakuisisi PGN.
“Jadi di Pertagas 100% milik Pertamina (negara). Penguasaan energi yang penting harus dikuasai negara dari hulu ke hilir. Artinya peran negara di situ harus berpihak. Buyback itu keputusan pemerintah. Tapi ada satu cara untuk mempercepat pemanfaatan gas, selain dari harus membeli saham PGN dengan membuka akses,” katanya saat acara diskusi publik “Gas Berdaulat” di Hotel Gren Alia Jakarta, Jumat (11/12/2015).
Selain harus membeli saham PGN, jelas Adiatma, upaya mempercepat pemanfaatan gas dapat pula dilakukan dengan membuka akses pemanfaatan aset bersama oleh PGN dan Pertagas. “Jadi setiap pemain (Pertagas atau PGN) harus bisa buka aksesnya untuk dimanfaatkan bersama,” jelasnya.
Karena selama ini menurutnya yang terjadi adalah tumpang tindihnya aset dan investasi antara kedua perusahaan tersebut, sehingga membuat Pertagas dan PGN terlihat tidak akur. Hal ini pernah disindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa antara perusahaan pelat merah harus saling bersinergi.
“Masalahnya kalau digunakan bersama, akibatnya tidak ada investasi ganda. Karena selama ini ada tumpang tindih. Ini lebih cepat dari buyback. Betapa sayangnya kita keluarkan dana hanya untuk sebuah kepemilikan,” tandasnya. (red/lb)