LiBi Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak melemah sebesar 80 poin menjadi Rp13.778 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.698 per dolar AS.
“Kembali melemahnya laju harga minyak mentah dunia membuat laju dolar AS melanjutkan penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Ia mengemukakan bahwa minyak mentah di New York Mercantile Exchange mengalami penurunan 1,80 persen menjadi 37,19 dolar AS per barel. Sentimen itu menahan rupiah untuk bergerak positif.
“Namun, potensi pembalikan arah bagi rupiah masih cukup terbuka menjelang penutupan akhir tahun. Diharapkan imbas pelemahan harga minyak mentah dan sejumlah harga komoditas tidak lebih dalam,” katanya.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Yulia Safrina menambahkan bahwa sentimen dari laporan ekonomi AS yang cukup positif menjadi salah satu faktor penopang bagi laju dolar AS. Hasil survei indeks Keyakinan Konsumen AS pada bulan Desember ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa investor juga sedang menanti laporan ekonomi AS dari sektor properti. Asosiasi pengembang nasional AS akan merilis laporan “pending home sales” untuk bulan November yang diestimasikan naik 0,6 persen dari 0,2 persen pada bulan sebelumnya.
“Data yang lebih baik dari prediksi berpotensi meningkatkan valuasi dolar AS lebih tinggi lagi,” katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pengelola investasi dan spekulan cenderung menambah posisi pada aset di Amerika Serikat untuk mendapatkan keuntungan lebih seiring dengan apresiasi dolar AS setelah bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan untuk kali pertama sejak tahun 2006. (ant/lb)