Lintas Bisnis.com Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada semester I/2017 membukukan laba bersih sebesar Rp435,92 miliar.
Laba bersih tersebut tumbuh 70% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan rasio laba bersih sebesar 4,60%. Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo mengungkapkan perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh penjualan WIKA di semester I 2017 yang mencapai Rp9,48 triliun atau naik 57,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,03 triliun.
Sementara itu, kas dan setara kas yang dimiliki perseroan sebesar Rp7,82 triliun dengan total utang berbunga (interest bearing debt) sebesar Rp6,75 triliun dan modal sebesar Rp12,85 triliun. Hal ini menunjukan rasio utang berbunga dan net gearing ratio masing-masing sebesar 0,53 kali dan -0,08 kali, yang menunjukan kas dan setara kas perseroan lebih tinggi, dibandingkan total utang berbunga perseroan.
“Dengan demikian, WIKA masih memiliki kemampuan berutang sebesar Rp25,38 triliun untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur,” kata Bintang, di Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Dalam periode yang sama, rasio utang WIKA terhadap laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi/EBITDA mencapai 5,77 kali. Bintang menambahkan bahwa pencapaian yang sangat membanggakan tersebut didasari komitmen seluruh jajaran manajemen untuk mengembangkan riset demi mendongkrak inovasi dan menumbuhkan kemampuan Human Capital WIKA.
“WIKA berkomitmen untuk mengembangkan sektor research and development melalui WIKA Engineering Research Institute yang bekerja sama dengan perusahaan konstruksi handal dari Jepang, yaitu Kajima Corporation. Hasil riset dari institusi tersebut akan membantu WIKA untuk meningkatkan kualitas pekerjaan dan lebih efisien,” jelasnya.
Catatan positif pada semester I tercermin pada catatan kontrak dihadapi Perseroan di awal September 2017 yang mencapai Rp94,07 triliun atau 91,17% dari target kontrak dihadapi di 2017 senilai Rp103,25 triliun. Pencapaian yang jauh lebih cepat dan lebih besar dari target ini didukung oleh kemampuan WIKA untuk memenangkan serangkaian kontrak baru yang melonjak 31,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kontribusi terbesar pencapaian kontrak baru secara berturut-turut berasal dari sektor infrastruktur, gedung, dan properti dengan capaian kontrak sebesar Rp20,66 triliun disusul sektor energi dan pabrik industrial sebesar Rp6,45 triliun. Sementara itu, sektor industri menyumbang capaian kontrak sebesar Rp3,65 triliun.
Di sektor infrastruktur sebagai penyumbang kontrak baru terbesar, salah satu proyek yang dikerjakan ialah jalan tol Balikpapan-Samarinda dengan panjang total 99 km. WIKA mengerjakan seksi 2, 3 dan 4 dari total 5 seksi pengerjaan. Pengerjaan tol tersebut hingga pekan II September 2017 tercatat telah mencapai 19,5%. (we/lb)