IAE Diharapkan Mampu Dongkrak Harga Properti di Jababeka

Lintas Bisnis.com Cikarang – CEO PT Kawasan Industri Jabebeka Tbk (KIJA), Setyono Djuandi Darmono, meyakini gelaran pameran seni rupa yang diadakannya mulai hari ini di Jabebeka Convention Center (JCC) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, akan mampu menyedot perhatian investor. 

Gelaran pemeran seni lukis tingkat dunia Indonesian Art Exibition (IAE) yang diadakan tanggal 17 hingga 21 Januari 2018 ini akan dijadikan momentum bagi Jababeka untuk tidak hanya fokus membangun kawasan industrial saja, namun juga fokus untuk pembangunan kebudayaan dan seni nasional yang saat ini dianggapnya kurang mendapatkan tempat di negeri sendiri. Dia meyakini dengan adaya pameran tersebut, akan mendorong peningkatan nilai properti dan juga tanah yang berada di sekitar Jababeka. 

“Dengan begitu nilai tambah kita meningkat, harga properti juga meningkat. Tanah juga nilainya bisa naik, kalau 2 juta km persegi tanah di kita harganya satu dolar aja kan itu bisa 2 triliun dolar, lalu kemudian dihargai 10 dolar karena adanya seni dan budaya bisa jadi 20 triliun dolar, kita paling kaya di dunia,” kata Darmono usai membuka acara IAE, Rabu (17/1).

Namun begitu, Darmono menyadari bahwa untuk meningkatkan nilai tambah produk pembangunan di Indonesia tidak hanya bisa dilakukan melalui pameran bertaraf internasional yang hanya sekali dua kali saja. Hal itu harus dilakukan secara terus menerus dan melibatkan banyak pihak. KIJA, lanjut Darmono, hanya sebagai pemantik saja agar kedepan banyak pihak yang dapat terlibat dalam pembangunan di kawasan industri.

“Kita ingin tunjukkan ke khalayak ramai bahwa ini bukan hanya industri saja, ini ada residencial, ini ada budaya, sehingga sangat pantes untuk menjadi tempat tinggal taraf internasional dan bisa jadi destinasi wisata juga dan segala macam yang bisa membuat developer di indonesia mengikutinya,” ucapnya.
“Dengan begitu nilai tambah kita meningkat, harga properti juga meningkat. Tanah juga nilainya bisa naik, kalau 2 juta km persegi tanah di kita harganya satu dolar saja itu bisa 2 triliun dolar, lalu kemudian dihargai 10 dolar karena adanya seni dan budaya bisa jadi 20 triliun dolar, kita paling kaya di dunia,” kata Darmono usai membuka acara IAE, Rabu (17/1).
Namun begitu, Darmono menyadari bahwa untuk meningkatkan nilai tambah produk pembangunan di Indonesia tidak hanya bisa dilakukan melalui pameran bertaraf internasional yang hanya sekali dua kali saja. Hal itu harus dilakukan secara terus menerus dan melibatkan banyak pihak.

KIJA lanjut Darmono, hanya sebagai pemantik saja agar kedepan banyak pihak yang dapat terlibat dalam pembangunan di kawasan industri.
“Kita ingin tunjukkan ke khalayak ramai bahwa ini bukan hanya industri saja, ini ada residensial, ini ada budaya, sehingga sangat pantes untuk menjadi tempat tinggal taraf internasional dan bisa jadi destinasi wisata juga dan segala macam yang bisa membuat developer di Indonesia mengikutinya,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Sofyan Djalil, mengapresiasi langkah KIJA
dalam upaya mengembangkan kawasan industri. Menurutnya, melalui IAE ini selain mampu mengangkat citra kawasan industri nasional juga sebagai wujud apresiasi bagi seniman nasional.

“Apa yang dilakukan Darmono kita sangat apresiasi dan saya pikir komunitas artis pasti sangat apresiasi juga, ini bagian kontribusi Jababeka kepada yang lebih bernilai, karena ekonomi, pembangunan fisik itu penting tapi itu tidak cukup begitu, masyarakat kita juga butuh art dan budaya. Jadi ini menjadi sangat penting,” kata Sofyan.

Terkait dengan pameran sendiri, penyelenggara akan mempromosikan lebih dari 70 karya-karya dari seniman lukis Indonesia dari segala periode sejak abad ke-19, dipelopori Raden Saleh. Galeri-galeri papan atas Indonesia ikut bergabung dalam pameran ini, dan menampilkan pula karya lima maestro seni rupa Indonesia versi OHD yaitu Affandi, Kartika Afandi, Hendra Gunawan, Soedibio, H. Widayat, serta 159 karya seni batik lukis, patung, instalasi dan berbagai bentuk lainya. Oei Hong Djien, founder & collector dari OHD Museum juga akan menghadiri pameran.

Pihaknya memamerkan  20 guci dari Dinasti Ming dan Tang yang akan menghiasi ruang pameran dengan kapasitas 3.000 orang tersebut. Ditambah lagi dengan deretan karya dari galeri NU milik Gus Mus dan ditemani oleh 34 seniman Ancol, 5 humanoid dari Kota Tua Jakarta serta akan menampilkan beberapa tanaman bonsai super pilihan.

“Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan industri kreatif Indonesia, mendorong penciptaan devisa negara, dan meningkatkan citra Indonesia dalam seni budaya yang tak kalah dengan negara lain,” ulasnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *