Djakarta LLoyd Siap Berperan Melayani Angkutan Curah

Lintas Bisnis.com Batam – Kinerja perusahaan pelayaran nasional, PT Djakarta Lloyd (Persero) terus mengalami peningkatan. Diprediksi, di tahun 2018, Djakarta Lloyd mampu mendulang pendapatan bersih lebih dari Rp 70 miliar, atau dua kali lipat dari keuntungan tahun 2017 sebesar Rp 37,5 miliar.

BUMN pelayaran nasional yang sempat terpuruk pada medio 2008-2011 lalu, kini bangkit dan terus berkembang. Pembenahan internal yang dilakukan segenap direksi dan jajarannya, terutama dukungan pemerintah telah mampu membalikan keadaan. Tak pelak, penghargaan Turn Around dari Kementerian BUMN diberikan kepada Djakarta Lloyd, awal tahun 2018.

Turn Around adalah sebuah penghargaan kepada BUMN yang telah mampu mengubah keadaan. Dari rugi menjadi untung, berubah menjadi bankable, laporan keuangan yang sebelumnya Wajar Dengan Pengecualian (WDP) kini menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dan dinyatakan sebagai perusahaan yang sehat.

Direktur Utama PT Djakarta Lloyd (Persero) Suyoto menuturkan optimisme dirinya dalam menakhodai perusahaan berusia 67 tahun, Agustus mendatang, “Kami berharap Djakarta Lloyd semakin berkembang,” ungkapnya, tentu dengan dukungan semua pihak melalui sinergi BUMN.

Suyoto menilai BUMN merupakan tulang punggung perekonomian bangsa. Karena itu sinergitas BUMN sangat penting dalam memperkokoh perekonomian, khususnya dalam angkutan cargo curah di Indonesia.

“Kita berharap jika semua BUMN yang membutuhkan pelayanan angkutan cargo dapat menggunakan jasa kami. Karena kami sanggup untuk mengerjakannya. Kami mampu memberi pelayanan yang efisien, aman, dan harga yang sangat kompetitif,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, sebanyak 80 juta ton per tahun total cargo batu bara untuk keperluan pembangkit listrik PT PLN (Persero), namun hanya 3,7 ton per tahun kontrak yang diterima Djakarta Lloyd, “Kami berharap PLN dapat menambah jumlah penugasan. Kami sangguh mengerjakan kontrak hingga 10 juta ton,” ungkapnya bertekad siap mencari modal kerja untuk memenuhi kontrak.

Saat ini untuk memenuhi kontrak kerja dengan PLN, Djakarta Lloyd telah membeli satu unit kapal curah jenis handymax dengan bobot 56.000 Dead Weight Tonnage (DWT). Kapal bernama, “Dharma Lautan Intan,” di launching, 11 April 2018 lalu di Pelabuhan Batu Ampar, Batam dan disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Sinergi BUMN juga dibangun antara Djakarta Lloyd dan anak perusahaan PT Antam Tbk, yakni PT Antam Resourches Indonesia untuk menangani angkutan eksport nikel, “Kami coba mengkombinasikan dengan kegiatan import beberapa BUMN, seperti PT Petrokimia Gresik. Kalau ini bisa kita wujudkan, maka uangnya akan dari kita ke kita. Dan BUMN kita semakin berjaya dengan harga yang kompetitif,” ujarnya berharap sinergi BUMN dapat secara optimal terwujud.

Tentang PT Djakarta Lloyd (Persero)
PT Djakarta Lloyd (Persero) didirikan di Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 18 Agustus 1950 oleh beberapa pejuang yang berasal dari TNI Angkatan Laut yang bercita-cita mulia untuk mendirikan perusahaan pelayaran samudera.

Diawal perjalanannya, Djakarta Lloyd mengoperasikan dua buah kapal uap, yaitu; SS Jakarta Raya dan SS Djatinegara. Bahkan pada tahun 1999 hingga 2008, Djakarta Lloyd mengoperasikan 14 unit kapal. Namun sejak 2008, perkembangan perusahaan mengalami stagnasi bahkan berhenti beroperasi karena alat produksi tidak dapat diutilisasi.

Masa kesulitan telah berakhir setelah perusahaan berhasil melakukan restrukturisasi keuangan dan organisasi. Kini Djakarta Lloyd hadir menawarkan keunggulan lebih kompetitif dengan organisasi bisnis yang ramping dan sistem yang memadai untuk fokus menjalankan kegiatan pelayaran dan logistik angkutan curah (bulk carrier) sesuai dengan aturan dan standar Good Corporate Governance (GCG).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *