Lintas Bisnis.com Jakarta – Hampir serial tahun ada sekitar 2,4 juta anak usia kurang dari 5 tahun di dunia yang meninggal karena penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh vaksinasi. Di Indonesia, sekitar 7 persen anak belum mendapatkan vaksinasi. Masalah utama yang menghambat akses anak terhadap program vaksinasi adalah harga yang masih mahal serta kurangnya pemahaman masyarakat hal vaksinasi.
Hal itu adalah wajar terjadi karena demikian banyak informasi yang beredar yang tidak berdasarkan pemikiran ilmiah. Hambatan lain adalah munculnya kelompok-kelompok antivaksinasi yang menyebabkan kampanye hitam dengan membawa faktor agama dan budaya.
Seperti diungkapkan dr. Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, ahli penyakit dalam dan vaksinasi serta CEO In Harmony Vaccination, bahwa ada beberapa tantangan harus dihadapi, terutama dari kelompok anti-vaksin, pemikiran skeptis orang-orang, serta mentalitas “wait and see”.
“Tidak akan mungkin di dunia itu orang sepakat akan satu hal, jadi itu (kelompok anti-vaksin) dari dulu sudah ada. Kalau untuk kita sebagai dokter hanya bisa menyuarakan fakta dan pemahaman kepada masyarakat. Kita tidak bisa menentang atau menghukum mereka, kita cuma bisa memberi pehamaman yang benar kepada mereka,” tutur dokter Kristo saat ditemui usai menjadi pembicara dalam event Jakarta Marketing Week 2018, Sabtu (5/5/2018).
Seperti diketahui, vaksin sangat penting dalam melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit dan virus berbahaya. Meskipun menurut WHO vaksin menjadi pencegah paling ampuh setelah mencuci tangan, tapi sayang, menurut dokter Kristo, kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi masih tergolong rendah di Indonesia.
Hal tersebut terlihat saat permintaan vaksin difteri yang meningkat tajam ketika wabah difteri melanda tahun lalu, namun setelahnya kembali menurun.
“Waktu isu difteri kala itu beberapa bulan permintaan vaksin difteri naik, tapi setelah itu beberapa bulan kemudian turun lagi,” kata dokter Kristo.
Ia menambahkan, saat ini di Indonesia permintaan vaksin paling tinggi atau terbanyak adalah vaksin untuk anak, sedangkan untuk dewasa adalah Hepatitis B.
“Permintaan paling tinggi ya vaksin untuk anak atau bayi, kalau untuk dewasa yang paling tinggi Hepatitis B, karena vaksinnya sudah 20 tahun dan perusahan juga sudah ada yang memberikan vaksin kepada karyawannya, setelah itu ada Influenza,” pungkasnya.
Dokter Kristo menambahkan bahwa di klinik In Harmony Vaccination menyediakan semua jenis vaksin, baik untuk anak maupun dewasa.