Lintas Bisnis.com Jakarta – Qiscus, perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi Real-Time Communication (RTC) memberikan dukungannya untuk Kiwari dalam mengembangkan Kiwari Chat. Kiwari sendiri merupakan sebuah startup yang diinisiasi oleh program inkubator Amoeba milik Telkom Indonesia. Sebagai perusahaan penyedia chat engine untuk bisnis di Indonesia, Qiscus berharap hadirnya aplikasi Kiwari Chat turut meramaikan pasar aplikasi perpesanan instan, guna mencapai tujuan adanya aplikasi chat buatan Indonesia yang dapat menjadi pemain unggul di pasaran.
Menurut Delta Purna Widyangga, CEO dan Co-Founder Qiscus, kompetisi terhadap aplikasi perpesanan instan di Indonesia telah hadir dari beberapa tahun sebelumnya. Nama-nama seperti HiApp, CallinInd, ataupun liteBIG adalah beberapa contoh dari pemain lokal di Indonesia yang mencoba peruntungan mengembangkan produk perpesanan instan. Hal ini menyusul adanya tren di mana pengguna aplikasi perpesanan instan di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Kendati demikian, kebanyakan pengguna aplikasi perpesanan chat tersebut masih fokus menjadi pengguna produk buatan asing yang telah hadir jauh sebelumnya seperti WhatsApp ataupun LINE.
Menurut laporan dari We are Social, saat ini pengguna media sosial di Indonesia mencapai angka 150 juta. Jumlah ini naik 15% atau sekitar 20 juta dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, aplikasi media sosial khususnya chat seperti WhatsApp, LINE, dan Facebook Messenger masuk di jajaran aplikasi media sosial terpopuler dengan pengguna mencapai 83% dari total populasi pengguna internet.
Popularitas aplikasi chat sebagai media sosial yang paling banyak diakses oleh pengguna di Indonesia tentunya menjadi keuntungan tersendiri dari segi bisnis. Sayangnya, belum ada pemain lokal yang benar-benar menggarap aplikasi perpesanan sebagai produk utama yang dikembangkan untuk pengguna di Indonesia. Hal tersebut, menurut Delta, dapat menjadi kesempatan bagi siapapun pihak yang ingin terjun di ranah pengembangan aplikasi perpesanan instan. Tidak hanya bagi Kiwari Chat, namun juga pemain-pemain lain di Indonesia.
Kiwari sendiri menurutnya tergolong pemain baru yang muncul dengan besutan berupa aplikasi perpesanan multiplatform yang memungkinkan pengguna untuk mengakses chat dari berbagai gawai tanpa ada dependensi satu sama lain. Artinya, pengguna dapat mengakses chat melalui website tanpa harus mengoneksikan ponsel dengan internet dan begitupun sebaliknya.
Reza Akhmad Gandara, CEO dan Co-Founder Kiwari, aplikasi Kiwari Chat hadir untuk menjawab kebutuhan akan aplikasi chat asli buatan Indonesia. Menurutnya, selama ini masyarakat Indonesia menggunakan produk chat milik luar negeri untuk berkomunikasi sehari-hari.
“Tanpa sadar kita sebenarnya sedang membagikan informasi yang sensitif maupun yang bersifat rahasia saat berkomunikasi dan kebanyakan pengguna tersebut tidak tahu kalau bisa saja informasi tersebut disalahgunakan,” ujar Reza.
Hadirnya Kiwari Chat, menurut Reza, merupakan jawaban atas isu perihal privasi data yang saat ini mungkin belum menjadi fokus dari setiap pengguna chat di Indonesia. Kiwari, dalam hal ini, berkomitmen untuk terus menjaga privasi dan keamanan berkomunikasi penggunanya.
Reza juga menambahkan, Kiwari Chat didesain untuk pengguna di Indonesia. Artinya, produk ini dibuat dengan karakteristik yang menyesuaikan dengan kondisi pengguna di Indonesia. Salah satu yang menjadi fokus adalah isu di mana masih banyak pengguna di Indonesia yang memiliki ponsel dengan memori terbatas. Menjawab hal ini, Kiwari Chat menawarkan berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh aplikasi perpesanan yang banyak digunakan di Indonesia, seperti misalnya metode penyimpanan berbasis cloud. “Dengan demikian, pengguna chat dengan memori ponsel yang terbatas pun tidak perlu merasa khawatir,” imbuh Reza.
Layaknya aplikasi yang sedang dikembangkan, Kiwari terus berupaya untuk meningkatkan fitur dan performa chat agar mampu memenuhi ekspektasi pengguna yang sebelumnya telah familiar dengan aplikasi perpesanan instan lainnya.
Menurut Delta, hadirnya pemain-pemain lokal seperti Kiwari merupakan sinyal positif. Pasalnya saat ini di Indonesia pengembangan aplikasi perpesanan instan masih menjadi tantangan. Tidak hanya untuk berkompetisi memenangkan persaingan dengan sesama pemain lokal, namun juga pada bagaimana mereka berkompetisi dengan produk lain dari luar yang telah ada jauh sebelumnya.
Adapun keputusan untuk menggunakan chat engine dari Qiscus, menurut Reza, dipandang sebagai langkah yang strategis. “Ini akan membuat kami fokus pada pengembangan fitur lain yang lebih kompleks untuk disajikan pada pengguna akhir,” ungkapnya. Sebagai perusahaan yang fokus di bidang pengembangan teknologi RTC, khususnya chat, Qiscus dipandang mampu untuk mendukung rencana-rencana Kiwari dalam pengembangan produk.
“Kami tertarik dengan visi misi yang dimiliki oleh tim Kiwari dan mendukung hal tersebut dapat terwujud,” ungkap Delta.
Ia berharap ke depannya Kiwari maupun perusahaan-perusahaan lokal penyedia aplikasi chat di Indonesia dapat terus berekspansi mengembangkan produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk membangun produk milik kita sendiri,” ujar Delta.
Menurutnya, perlu dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan ekonomi digital yang tangguh di Indonesia. Salah satu bentuk dukungan tersebut dengan memperkuat produk yang kita kembangkan sendiri di Indonesia dan aktif menjadi penggunanya.
“Tentunya masih menjadi tugas bagi setiap bisnis untuk melakukan improvisasi, khususnya pada aspek keamanan, skalabilitas, maupun reliabilitas dari aplikasi chat itu sendiri,” pungkasnya.