Pulang Pisau Terbuka Investasi Pengembangan Sentra Produksi Beras

Lintas Bisnis.com Jakarta – Pemerintah kabupaten (Pemkab) Pulang Pisau, provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) akan sangat terbuka dengan investasi asing, termasuk rencana pengembangan sentra produksi beras di atas lahan dengan luas belasan ribu hektar.

Tepatnya, sentra produksi beras akan dibangun di area persawahan Desa Pangkuh Hulu, Pulang Pisau berjenis padi hibrida. Produksi diyakini akan mencapai 7 ton/hektar dengan sistem irigasi yang memanfaatkan pasang surut air laut.

“(Sentra produksi) sudah sesuai dengan visi misi kami, (yakni) menuju agro bisnis dan agro industri. Keduanya bersinergi dengan program pembangunan pertanian,” kata Bupati Pulang Pisau, Edy Pratowo kepada Redaksi, Kamis (20/2/2020).

Kabupaten Pulang Pisau adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Ibu kota kabupaten ini terletak di Pulang Pisau. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 8.997 km² dan berpenduduk sebanyak 120.062 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).

”Terima kasih (atas dukungan), mengingat Pulang Pisau akan segera membangun MRMP (modern rice milling plant atau penggilingan padi modern). Sentra produksi dengan pengolahan padi, bersama Perum Bulog (Badan Urusan Logistik). Saya yakin (proyek sentra produksi) ini menjawab keinginan masyarakat Pulang Pisau,” tegas Edy usai mengadakan pertemuan dengan Direksi Bulog di Jakarta.

Sentra produksi beras tentunya bernilai ekonomis bagi masyarakat. Selama ini, areal sawah-sawah di Pulang Pisau melekat dengan label ‘Lumbung Padi’ Kalteng. Sehingga sentra produksi nantinya akan dibangun terintegrasi dengan industri modern.

“Peluang usaha baru terbuka. Produktivitas petani, pasar dan kesempatan kerja juga semakin terbuka. Hasil pertanian khususnya padi akan bisa diolah dalam bentuk kemasan,” tegas Edy.

Pemkab terus mematangkan rencana proyek, termasuk koordinasi, konsultasi dengan Bulog. Keseriusan Pemkab dibuktikan dengan penyiapan lahan untuk pembangunan pabrik pengolahan, termasuk sarana dan prasarana lainnya. Pemkab dan Tim Bulog akan menentukan langkah strategis, termasuk lokasi pembangunan pabrik pengolahan.

“(lokasi) ada dua alternatif. Pertama, di pinggir Sungai Kahayan (yang membelah kota Palangka Raya, bermuara di tiga kabupaten kota dan bermuara di Laut Jawa. Sungai ini memiliki panjang lebih dari 600 km). alternatif lain, (lokasi) melalui akses ke Jalur Barat, langsung ke pelabuhan. Kami terus sharing dengan Bulog. Kami menyesuaikan juga dengan kondisi di lapangan,” tegas Edy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *