BULOG Bangun Industri Pertanian, Kerjasama dengan pemkab Pulpis Kalteng

Lintas Bisnis.com Jakarta – Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, penanganan logistik yang selama ini sebagian besar dilaksanakan secara konvesional, khususnya pengelolahan bahan pangan pada tahun-tahun sebelumnya, mendorong BULOG terus berbenah dan melakukan perbaikan untuk mempercepat pengembangan ruang lingkup bisnisnya melalui revolusi industri pertanian 4.0, dengan penggunaan mesin paska panen modern yang telah terintegrasi dengan teknologi informasi.
Koneksi global, kecerdasan buatan, dan otomasi telah membuat disrupsi dibidang ekonomi. Teknologi dan inovasi telah bergabung menumbuhkan produktifitas, kecanggihan teknologi era ini membuat banyak kondisi berubah. Penangangan logistik dan sektor pertanian paralel berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Nasional, dan diharapkan menjadi salah satu sumber perekonomian di Indonesia.

“BULOG akan melakukan revolusi industri. Salah satunya, kualitas beras BULOG yang dulunya dinilai berkualitas rendah, kami mulai membangun industri, peralatan mulai dari silo (untuk menyimpan komoditas hasil panen), dryer sampai MRMP (modern rice milling plant). Dengan demikian, pertanian bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah,” kata Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri BULOG, Bachtiar saat meninjau lokasi pembangunan gudang di Desa Belanti Siam Blok A, Kec. Pandih Batu, kab. Pulang Pisau (Pulpis) Edy Kalimantan Tengah (Kalteng).Bachtiar didampingi Kepala Divisi Pengadaan Barang dan Jasa BULOG, Slamet Zaini, Bupati Pulpis Edy Pratowo, Pimpinan BULOG Kanwil Kalimantan Selatan Arief Mandu, serta Pimpinan BULOG Kanwil Kalimantan Tengah Mika Ramba.
Pulpis terus membuka peluang investasi khususnya pertanian, termasuk rencana pengembangan sentra produksi beras di atas lahan yang luasnya mencapai puluhan ribu hektar. Gudang BULOG merupakan tahap awal yang akan dibangun untuk menunjang proyek sentra produksi beras di berbagai area persawahan, termasuk Pandih Batu. Area persawahan ini nantinya menghasilkan padi jenis hibrida, dengan memanfaatkan pasang surut air laut.

“Mesin (produksi) terintegrasi, Kami siapkan mesin kemas vacuum, packaging modern dengan menggunakan teknologi hampa udara, sehingga tidak ada lagi kutu-kutu beras. Beras yang di packaging, (kemasan) juga dapat menjaga kualitas beras tidak tembus kutu-kutu (dapat disimpan) sampai satu, dua tahun ke depan,” tegas Bachtiar.

BULOG akan menambah dan mengoperasikan 22 unit gudang penyimpanan beras serta 14 mesin baru. MRMP di Pulpis nantinya diharapkan menolong para petani, termasuk dari sistem pembayaran, penyerapan hasil panen. Petani bisa menyetor gabah kepada BULOG dengan ongkos yang layak.

“BULOG bisa beli gabah petani. Kami juga off-taker hasil panen petani. Kami akan menolong petani,” tegas Bachtiar.

Dengan industrialisasi sektor pertanian, urusan logistik, otomatis keseimbangan harga beras petani bisa terjaga. BULOG tentunya juga mengikuti kondisi pasar, dalam hal ini sistem Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Sekarang ini, gabah petani mencapai Rp 4.200 (empat ribu, dua ratus rupiah). Sementara, untuk beras dengan kualitas medium mencapai Rp 8.300 (delapan ribu tiga ratus rupiah). kalau situasinya, harga gabah mahal, kita ikuti pola petani. Kita juga akan menggunakan skema komersial. Kita akan tetap beli (beras petani), dan ikuti harga komersial di pasar,” kata Bachtiar.

Di tempat yang sama, Edy Pratowo menyambut baik kerjasama dengan BULOG untuk pembangunan gudang. Secara bertahap, gudang akan menempati areal seluas dua hektar. Lalu, BULOG dan Pemerintah Kabupaten Pulpis terus melakukan ekspansi area persawahan dan program intensifikasi.

“Kami menyambut baik (kerjasama dengan BULOG), sekaligus memenuhi kebutuhan petani untuk (produksi) padi diproduksi. Hasil panen petani bisa diproses ke dalam pabrik dengan industri 4.0. Sehingga, beras dari Pulpis memiliki brand yang semakin baik. Kesejahteraan petani juga terus meningkat,” kata Edy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *