MenkopUKM Melepas Ekspor Perdana Lidi Nipah dan Lada Babel ke Nepal

Lintas Bisnis.com Babel – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melepas produk ekspor perdana Lidi Nipah sebanyak 12 ton ke Nepal dan Lada sebanyak 45 ton ke Jepang, di pelabuhan pangkal Balam, Kepulauan Bangka Belitung, Senin, (6/7/2020).

Pelepasan ini juga di dampangi oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Kepala Balai Karantina Pertanian Pangan Bangka Belitung Saefudin Zuhri.

Teten menyampaikan, kehadiran pelepasan ekspor perdana lidi nipah produk UMKM desa kota Kapur Kabupaten Bangka ini bisa mendorong perekonomian pelaku UMKM lokal setempat di tengah pandemi. Dikatakannya juga saat ini ekspor UMKM di Indonesia masih cukup rendah yaitu 14 persen, dibandingkan dengan Malaysia sudah 20 persen, vietnam sudah 30 persen, Jepang 50 persen dan China 70 persen.

“Dari lidi nipah ini sendiri bisa kembangkan jadi produk-produk lainnya, sebab katanya lidi nipah lebih kuat dari lidi lain. Saya pernah lihat tas seharga Rp 1 milyar dari lidi rotan, saya kira lebih bagusan lidi nipah,” ujar Teten sambil dalam memperlihatkan potensi Lidi yang bisa diolah menjadi produk lain

Teten mengatakan, banyak komoditi yang potensial untuk di ekspor baik itu komiditi primer maupun karya-karya inovasi yang bisa di dorong ekspor. Di saat pandemi Covid-19 ini pasar luar negeri yang tetap stabil untuk ekspor pertama, seperti ikan hidup maupun ikan beku, ini potensi untuk ekspor. Kedua, buah tropic segar seperti nanas yang banyak diminta baik segar maupun kaleng. Ketiga, rempah-rempah, dan terakhir varian dari produk kelapa hingga ke batok kelapa itu sendiri baik yang belum diproses maupun sudah menjadi arang.

“Tadi kita mungkin lihat di sekeliling lidi nipah ini banyak sekali tapi belum dimaksimalkan. Sebab itu perlu role model lainnya, seperti home decore, furniture, pakaian muslim dan kulineran. Dan saya lihat Bangka Belitung ini memiliki kuliner-kuliner yang dan punya potensi. Jadi mungkin  nanti bisa spesifik. Belum lama kita pernah kirim kerupuk ke China ternyata orang China suka, dan saya kira kerupuk Bangka Belitung lebih enak dari Palembang, karena ikan-ikannya masih banyak,” ungkapnya.

Penting untuk menyiapkan umkm untuk masuk pasar global, di dalam negeri pun sekarang banyak produk luar yang masuk e-commerce ini menjadi tantangan dan ini harus disiapkan agar UMKM bisa bersaing di negerinya sendiri

Pemerintah di awal tahun sudah menurunkan nilai ambang batas untuk impor yang tadinya 75 dolar AS, sekarang diturunkan jadi 3 dolar AS. Diharapkan produk lokal bisa bersaing dengan produk impor. “Kita juga harus membidik market-market secara khusus misalnya market kita timur tengah ada kedekatan ada opportunity untuk ekspor kesana,” sebutnya

Tentu untuk mendorong ekspor selain bekerja sama dengan pemerintah daerah, pusat, swasta juga dengan lembaga pembiayaan.  Ini juga penting bagaimana pembiayaan mudah, murah untuk UMKM.

Ia juga menekankan agar produk untuk ekspor tidak terlalu ketat pengawasannya. “Kalau barang dari luar boleh ketat, dari sini keluar yang tidak masuk dalam pengawasan mestinya tidak terlalu ketat. Ini sering kali keluhan- keluhan muncul ketika kita ekspor. Kita juga perlu memanfaatkan jaringan diaspora untuk promosi produk. Kita perlu akselerasi semua,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan menyampaikan apresiasinya ini suatu kebanggan bagi Pemerintah Kepulauan Bangka Belitung. Suatu produk atau komoditi yang tadinya mungkin tidak ada yang tahu, lidi nipah kini suatu potensi memiliki nilai, ternyata hal ini di dengar dan ditanggapi pak Menteri.

Lidi nipah ini sangat besar jumlahnya termasuk  sepanjang sungai  di Batu rusa dan Selindung ini hampir di setiap sungai di Bangka Belitung ini pinggirannya adalah nipah, ketika ini menjadi potensi baru, yang diawali oleh suatu pelatihan  yang diadakan pemerintah dalam hal ini Kemenkop melalui dana alokasi khusus non fisik, pelatihan ini yang mendorong dan memperkenalkan produk ini  oleh kota Kapur. “Ini menjadi kebanggan dan tentunya bisa menyejahterakan masyarakat kami,” ungkapnya

Kendati demikian pihaknya mengeluhkan,  fasilitas infrastruktur yang dimilikinya. pelabuhan ini masih terkendala untuk ekspor , pelabuhan Pangkal Balam tidak efesien dimana kapal masuk harus tunggu pasang surut , harus keluar satu persatu, dan masuk pun satu persatu.

“Karenanya kepada Pelindo dan KSOP  saya minta perhatian khusus untuk ekspor lidi nipah bisa diatur dengan mendatangkan kapal yang lebih besar, kalau kita bisa lakukan itu kita bisa menghemat 1.500 per kilo,” pintanya.

Ia juga menambahkan upaya memperkuat ekspor juga akan ditambah dalam waktu dekat ini buah-buahan akan diekspor dari nanas dan manggis . Tak luput pihaknya juga meminta agar kiranya fasilitas infrastruktur pelabuhan Pangkal Balam jadi perhatian pemerintah.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *