LINTAS BISNIS — Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) berpartisipasi sebagai pembicara undangan dalam ajang internasional The Best in Heritage 2025 yang diselenggarakan pada 22–24 Oktober 2025 di Barcelona. Kehadiran ini merupakan bentuk pengakuan atas prestasi Perpusnas yang telah meraih UNESCO/Jikji Memory of the World Prize 2024, salah satu penghargaan tertinggi UNESCO di bidang pelestarian warisan dokumenter dunia.
Delegasi Perpusnas dipimpin oleh Prof. E. Aminudin Aziz, Kepala Perpustakaan Nasional, didampingi oleh Chaerul Umam (Kepala Urusan Umum) dan Aditia Gunawan (Pustakawan/Filolog). Dalam presentasinya berjudul “River Flows from Upstream to Downstream: Mainstreaming Collective Memory for the Future” atau “Mengalir dari Hulu ke Hilir: Mengarusutamakan Memori Kolektif untuk Masa Depan”, Prof. Aziz memaparkan berbagai upaya Perpusnas dalam menjaga kesinambungan warisan intelektual bangsa agar tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.
“Tugas utama kami di Perpustakaan Nasional,” ujar Prof. Aziz, “adalah memastikan agar sungai ini terus mengalir tanpa hambatan hingga mencapai samudra — samudra besar memori kolektif bangsa Indonesia tentang sejarah dan jati dirinya.
Dalam sesi tersebut, Prof. Aziz menyoroti program Mainstreaming Naskah Nusantara, yang mencakup pelestarian naskah klasik seperti Babad Diponegoro—yang telah diakui dalam UNESCO Memory of the World Register sejak 2013—serta inovasi dalam digitalisasi, publikasi, dan kegiatan kreatif seperti teater, pameran, podcast, dan komik anak. Program ini menempatkan naskah-naskah kuno Indonesia sebagai bagian utama dari dialog budaya dan pendidikan publik.
Konferensi The Best in Heritage 2025, yang tahun ini untuk pertama kalinya digelar secara luring setelah selama 5 tahun sebelumnya dilakukan secara daring, menghadirkan lebih dari 120 profesional dan praktisi warisan budaya dari seluruh dunia. Diselenggarakan bekerja sama dengan Fundación “la Caixa”, Museu Nacional d’Art de Catalunya, dan El Born Centre de Cultura i Memòria, kegiatan ini berada di bawah naungan Europa Nostra dan International Council of Museums (ICOM).
Ajang ini menampilkan 40 proyek warisan budaya terbaik dunia yang sebelumnya telah memperoleh penghargaan nasional atau internasional. Dalam perhelatan tahun ini, Perpusnas merupakan satu-satunya perwakilan dari kawasan Asia Tenggara serta satu-satunya institusi perpustakaan yang terpilih untuk hadir.
Program Mainstreaming Naskah Nusantara menempatkan Indonesia di garda depan pelestarian warisan dokumenter dunia. Melalui kerja sama lintas disiplin antara pustakawan, filolog, komunitas lokal, dan mitra internasional, program ini tidak hanya menyelamatkan naskah-naskah langka, tetapi juga menghidupkannya kembali melalui akses digital terbuka seperti portal Khastara (https://khastara.perpusnas.go.id/).
Penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World Prize 2024 menjadi bukti nyata keberhasilan tersebut. Prof. Aziz menyebut penghargaan ini sebagai “pengakuan atas kerja yang sebagian besar dilakukan dalam kesunyian dunia para filolog dan konservator naskah.”
Melalui partisipasi di The Best in Heritage 2025, Perpusnas menegaskan perannya sebagai salah satu institusi global dalam upaya pelestarian, revitalisasi, dan pemanfaatan warisan budaya bangsa. Dengan semangat untuk menjaga agar “sungai pengetahuan” terus mengalir dari hulu ke hilir, Perpusnas memastikan bahwa kebijaksanaan masa lalu tetap menginspirasi perjalanan menuju masa depan.





