LINTAS BISNIS – Peran perguruan tinggi dibutuhkan sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menciptakan inovasi dan memberikan pendampingan agar program Micro Franchising berjalan maksimal. Hal tersebut diyakini Prof. Dr. Lim Sanny, ST., MM. mampu memperkuat pemberdayaan UMKM Indonesia.
Dijumpai dalam momen Pengukuhan Guru Besar Tetap BINUS UNIVERSITY di Auditorium BINUS Kampus Anggrek Lantai 4, Prof. Lim Sanny menyampaikan Orasi Ilmiah bertajuk “Program Micro Franchising untuk Pemberdayaan UMKM di Indonesia” pada Rabu, 16 Maret 2022.
“Perguruan tinggi berperan sebagai jembatan dan bekerja sama dengan asosiasi, perbankan atau lembaga pendanaan lain, serta pemerintah yang akan mempercepat penciptaan inovasi dalam pengembangan strategi micro franchising di local market,” tutur Prof. Lim Sanny.
Dalam tahapan eksekusinya, perguruan tinggi berkontribusi dengan memastikan terlaksananya berbagai tahapan kerjasama. Dengan penerapan yang tepat sasaran, citra positif micro franchising turut terbangun dan makin banyak pegiat UMKM yang mau mengimplementasikan program ini. Ketika micro franchising bertumbuh pesat, UMKM berkembang makin besar dan kesejahteraan masyarakat juga bisa terwujud.
Apa Itu Micro Franchising?
Bukan tanpa alasan mengapa pemerintah menaruh perhatian penuh pada pemberdayaan UMKM. Data Kementerian Koperasi UKM menunjukkan separuh PDB nasional, yaitu 61,97% atau setara 8.537,89 triliun rupiah adalah hasil kontribusi UMKM. Namun, potensi luar biasa tersebut tidak lantas menihilkan permasalahan yang dihadapi UMKM.
Mulai dari modal, manajemen perusahaan, pengemasan dan pendistribusian, supply chain, hingga pengembangan sumber daya manusia. Maka, usaha memajukan UMKM oleh pemerintah dirasa belum cukup jika tidak dibarengi dengan jaminan pelaksanaan kebijakan yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Di sinilah keterlibatan perguruan tinggi dibutuhkan, terutama dalam memberikan pendampingan kepada UMKM.
Program Micro Franchising mengadopsi strategi kerja sama berbentuk waralaba atau franchising yang telah terbukti berhasil dan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian negara. Terlebih lagi, bisnis waralaba dikenal mempunyai tingkat keberhasilan tinggi. Model bisnis demikian dikenal replicable, dapat menghasilkan profit maupun manfaat ekonomis lain yang bisa meningkatkan kesejahteraan sosial.
Micro franchising hadir sebagai suatu model bisnis yang mengaplikasikan konsep waralaba dalam usaha mikro di negara berkembang. Sayangnya, adopsi konsep ini masih cukup rendah karena belum banyak orang memahami cara kerja micro franchising dalam mengatasi kelangkaan sumber daya maupun meningkatkan kesejahteraan. Padahal, model bisnis ini mampu mendorong inovasi dengan menambah nilai base of pyramid market serta meningkatkan usaha mikro yang fokus
mengembangkan perekonomian daerah.
Peran Perguruan Tinggi dalam Program Micro Franchising Prof. Lim Sanny menyadari bahwa penerapan micro franchising di lapangan tidak semudah teori. Kegagalan bisnis waralaba sering ditemui karena beberapa alasan, antara lain akibat perbedaan visi misi, manajemen bisnis pewaralaba kurang rapi, atau kurangnya komitmen terwaralaba.
“Keberhasilan micro franchise juga ditentukan oleh latar belakang pewaralaba, mulai dari ekspektasi dalam mengembangkan bisnisnya, manajemen, serta pengelolaan keuangan. Pengalaman atau minimal pengetahuan manajerial dibutuhkan untuk mensukseskan bisnis tersebut, berikut motivasi, komitmen, dan kepercayaan dari kedua belah pihak,” jelas dosen peraih gelar doktoral bidang manajemen ini.
Prof. Lim Sanny mengungkapkan bagaimana kehadiran BINUS UNIVERSITY sebagai pendamping sekaligus jembatan antara UMKM dan pihak berkepentingan lainnya. Inilah bentuk kontribusi nyata BINUS UNIVERSITY dalam membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Program ini dilakukan dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat seperti pengembangan usaha toge goreng di Bogor, pemberdayaan UMKM di Pamoyanan, Bogor, serta Pemuteran, Bali. Melalui pendampingan UMKM, Prof. Lim Sanny optimis program ini bisa berjalan maksimal serta mempercepat pengembangan strategi micro franchising UMKM Indonesia.
“Kami secara rutin terus memberikan edukasi tentang program micro franchising kepada pelaku UMKM. Pemahaman ini dibutuhkan agar UMKM memiliki pemahaman mulai dari konsep, tantangan, peluang, serta menyiapkan SOP dan konsep pengembangan bisnis hingga perencanaan untuk pengembangan jangka panjang,” pungkas Prof. Lim Sanny mengakhiri orasi ilmiahnya.
Pengukuhan Prof. Lim Sanny sebagai Guru Besar Tetap bidang Ilmu Manajemen adalah perhelatan terakhir dari rangkaian acara Enam Pengukuhan Guru Besar Tetap BINUS UNIVERSITY yang diselenggarakan pada tanggal 7, 9, 12, 14, 15, dan 16 Maret 2022. Ketua Senat dan Rektor BINUS UNIVERSITY, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. bertindak sebagai pemimpin Sidang Terbuka sekaligus Upacara Pengukuhan yang juga dihadiri Dewan Guru Besar, Pimpinan BINA NUSANTARA, keluarga, dan tamu undangan.
Sosok Prof. Lim Sanny dikenal sebagai akademisi yang telah mengerjakan banyak penelitian dalam bidang franchising dan small medium enterprise. Saat ini beliau tercatat sebagai Head of Program
of Master in Creative Marketing BINUS UNIVERSITY.
“Fostering Empowering the Society adalah harapan saya ke depannya, memberikan kontribusi sehingga hidup saya dapat berguna bagi orang banyak. Saya juga akan terus memberikan yang terbaik dalam berkarier sehingga apa yang saya lakukan dapat bermanfaat bagi perkembangan Indonesia,” pungkas Prof. Lim Sanny mengakhiri orasi ilmiahnya.
BINUS UNIVERSITY terus memberikan kontribusi bagi pendidikan Indonesia sebagai bentuk komitmen Perguruan Tinggi bereputasi global. Salah satunya dengan melahirkan Guru Besar yang memiliki pemikiran dan karya inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat.