Pemerintah Optimis, Seafood Show of Asia 2019 Tingkatkan Produk Perikanan Indonesia

Lintas Bisnis.com Jakarta – Pemerintah optimis, dengan adanya pameran Internasional Seafood Show of Asia di JIEXpo yang baru dibuka pada Rabu (13/11) s/d (16/11), bahwa Indonesia akan mampu meningkatkan pertambahan produk perikanan Indonesia.

Pemerintah ingin konsumsi ikan sebesar 56,39 kg/kapita. Adapun volume ekspor produk perikanan pada semester I 2019 mengalami peningkatan tipis, naik 3,5% secara tahunan. Sementara, nilai ekspor menurun 0,9% secara tahunan. Sebaliknya, volume impor mulai Januari-Juni 2019 turun 15,9% secara tahunan. Sedangkan nilai impor perikanan naik 0,9% secara tahunan.

Staf Ahli Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Aryo Hanggono mengatakan, pameran seafood ini akan mampu mendorong peningkatan produk perikanan Indonesia, sekaligus membuktikan pada dunia bahwa perikanan NKRI memiliki daya saing global.

“Pameran ini akan menunjukkan kepada pembeli (lokal maupun luar negeri) bahwa perikananan Indonesia memiliki daya saing produk yang tinggi,” kata Aryo dalam sambutannya di ajang pameran yang dihadiri para pengusaha dari lokal maupun internasional.

Menurut dia, produk perikananan Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan bahkan sudah banyak yang diekspor ke luar negeri seperti wilayah Amerika dan Eropa.

“Targetnya produk perikanan kita akan menyasar Timur Tengah. Kita juga menargetkan mampu melakukan transaksi yang mencapai 5 Miliar USD,” ungkap Aryo.

Untuk menjaga hal tersebut, Ia berharap, semua sektor seperti pemerintah dan pelaku-pelaku industri perikanan tanah air dapat menjaga keberlangsungan baik dari segi produk maupun sumber daya manusianya.

“Kita akan terus mendukung peningkatan produk perikananan Indonesia. Salah satunya, kita akan berusaha menjamin keberlangsungan sumber dayanya dan juga pelaku usahanya itu harus terus ada,” harap Aryo.

Untuk diketahui, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan pada triwulan II 2019 mencapai 6,25% atau naik 29,39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan PDB perikanan pada tiga bulan kedua 2018 hanya sebesar 4,83%. Adapun nilai PDB perikanan triwulan II 2019 juga mengalami kenaikan 6,2%, yaitu dari Rp 58,58 triliun pada triwulan II 2018 menjadi Rp 62,24 triliun.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (APSI) Budhi Wibowo menyampaikan, bahwa trend pasar untuk produk olahan perikanan, semakin banyak konsumen yang mencari produk yang sudah siap masak atau siap makan (ready to cooked atau ready to eat).

Ia mengatakan, bahwa studi yang dilakukan oleh Iembaga “Reaseach and Market” menyebutkan, pasar dunia makanan siap masak dan siap makan setiap tahun tumbuh lebih dari 10 persen dan didominasi oleh produk beku (frozen product).

“Pertumbuhan yang sangat pesat tersebut berkaitan dengan perubahan gaya hidup masyarakat di seluruh dunia, yang selalu berpacu dengan waktu, memerlukan makanan yang cepat diolah atau disajikan,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Budhi, APSI yang beranggotakan sekitar 100 UPI (Unit Pengolah lkan) telah meminta kepada anggotanya agar mulai fokus untuk mengembangkan produk siap masak dan siap makan, yang sebagian diantaranya dipamerkan pada pameran ini.

Sementara itu, Senior Project Manager GAIN, Rahmi Yetri Kasri menyatakan, bahwa besarnya kebutuhan produk siap masak dan siap saji, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) bekerja sama menggelar tantangan inovasi bisnis atau business innovation challenge (BIC) perikanan. Gelaran tersebut bertujuan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi anemia dan stunting.

“Topik kita kali ini adalah menemukan inovasi produk perikanan dengan nilai tambah yang siap masak dan siap makan (ready to cook and ready to eat). Serta tanpa mengurangi kandungan protein dan zat gizi lainnya yang penting bagi tubuh,” tutur Rahmi Yetri.

Menurutnya, BIC merupakan kompetisi yang memiliki tujuan untuk menemukan dan memperkuat inovasi teknologi lokal untuk mengatasi susut pasca panen. Selain itu, hadiah menggiurkan untuk para pemenang juga telah disiapkan.

“Pemenangnya akan mendapatkan dukungan teknis dan pendanaan awal (seed funding), serta dukungan akses kepada fasilitas keuangan dan pasar. Pemenang akan mendapatkan hadiah sebesar Rp 1,2 miliar dan pendampingan pengembangan produk,” katanya.

“Kami pertama akan menyediakan Rp 100 juta untuk 10 finalis artinya masing-masing Rp 10 Juta. Kemudian kita akan menambahkan untuk 5 terbaik Rp 15 juta dan total hadiah Rp 1 miliar untuk 5 pemenang,” tandasnya. Pendaftaran kompetisi ini berakhir pada 26 November mendatang.

Pameran Seafood Show of Asia merupakan kolaborasi PT. Krista Media Pratama dengan Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (APSI) dan Asosiasi Rantal Pendingin Indonesia (ARPI).

Pameran ini menampilkan berbagai produk olahan perikanan dari berbagai nergara juga menampilkan berbagai peralatan pendingin dan peralatan penunjang Iainnya yang dibutuhkan oleh lndustri pengolahan perikanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *