Sun Life Financial dan RSCM Resmikan Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu

IMG_20160608_115115

LiBi Jakarta – Divisi Metabolik Endokrin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Sun Life Financial Indonesia secara resmi membuka Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk mencoba mengurangi jumlah munculnya kasus Diabetes Mellitus (DM) serta untuk meningkatkan kualitas hidup para pasien penderita DM. Inisiatif ini dijalankan dengan memberikan edukasi kepada pasien DM dan keluarga mereka serta masyarakat.

Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu di RSCM akan menitik beratkan pada pasien DM dan perawatan pasien rawat jalan yang terkena komplikasi (mata dan kaki), serta konsultasi gizi bagi para pasien DM beserta keluarga mereka. Fasilitas ini juga akan menyediakan kegiatan diskusi kelompok mengenai DM dan perkembangan penyakit tersebut.

Poliklinik ini juga akan dilengkapi dengan ruang diskusi berkelompok, ruang konsultasi gizi, fasilitas perawatan pasien dan ruang konsultasi DM.

Menurut dr. Em Yunir, Kepala Divisi Departemen Endokrinologi dan Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu diharapkan mampu mendukung dalam mengatur pola hidup yang lebih baik bagi pasien penderita diabetes.

“Poliklinik ini akan membantu pasien penderita DM beserta keluarga mereka dan masyarakat untuk dapat lebih memahami DM lebih baik dan bagaimana cara mengatasi penyakit DM secara mandiri,” kata Em Yunir di RSCM, Jakarta, Rabu (8/6).

Menurut Em Yunir, dengan adanya visi yang sama antara RSCM dan Sun Life dalam mencegah dan memberantas DM. “Kami ingin memberikan akses yang lebih mudah kepada pasien penderita DM beserta keluarga mereka untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” imbuhnya.

Em Yunir menjelaskan, lebih dari 90 persen pasien DM menderita tipe 2, yang muncul saat tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk dapat berfungsi secara baik, atau tubuh tidak mampu bereaksi terhadap insulin yang dihasilkan.

Menurut Em Yunir, DM tipe 2 lebih dikenal dengan istilah penyakit gaya hidup, karena DM jenis ini lebih sering menyerang orang-orang yang tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup dan orang yang mengalami obesitas, selain dari faktor genetik keluarga. Gejala lainnya adalah suka mengantuk, bawannya lemas, frekuensi buang air kecil di malam hari lebih sering.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perbaikan gaya hidup dapat mencegah timbulnya penyakit DM secara lebih baik dibandingkan dengan konsumsi obat.

“Gaya hidup yang sehat dapat diterapkan, mulai dari asupan gizi yang seimbang dengan komposisi kalori yang dibutuhkan; termasuk jumlah asupan serat, menurunkan berat badan, dan berolahraga dengan intensitas waktu setidaknya 30 menit selama lima kali dalam seminggu atau 150 menit dalam seminggu,” ujar Em Yunir.

Seiring dengan itu,Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia, Elin Waty, menambahkan, Sun Life berharap akan lebih banyak orang yang berkontribusi dan mendukung terciptanya Indonesia yang lebih baik.
“Kami sangat gembira untuk mengumumkan peresmian pembukaan Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu. Kami berkomitmen dalam upaya pencegahan DM dan perawatan bagi para pasien DM. Kami menyambut siapa pun untuk mengunjungi Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus Terpadu untuk mengetahui informasi seputar DM secara lebih mendalam,” ujar Elin.

Apalagi kata Elin, Sun Life Financial memiliki komitmen yang kuat untuk melawan DM di Asia maupun Indonesia. “Kami telah secara aktif berusaha dalam meningkatkan kesadaran akan penyakit DM, tanda dan gejalanya, serta menghimpun dukungan untuk penelitian tentang pencegahan, proses penanganan yang lebih baik, serta penyembuhan dari segala bentuk penyakit ini,” tambahnya.

Dengan meningkatkan kualitas edukasi dan informasi yang diberikan kepada pasien penderita DM beserta keluarga dan masyarakat, masyarakat akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tidakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko DM.

“Kami percaya bahwa dengan informasi yang lebih baik dan pemberian edukasi secara berkelanjutan mengenai penyakit serius ini, masyarakat akan memperbaiki gaya hidup mereka dan sesegera mungkin memulai hidup yang lebih sehat,” tambah Elin Waty. (ps/lb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *