Pasar Uang Domestik Bergerak Positif

ihsg

LiBi Jakarta – Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (8/1) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 83 poin menjadi Rp 13.844 per dolar AS dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp 13.927 per dolar AS. Data cadangan devisa Indonesia periode Desember 2015 yang naik menjadi salah satu faktor yang mendorong nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan kemarin di teritori positif. Meski sempat melemah saat rehat siang. Mengawali perdagangan preopening pagi tadi, IHSG bergerak turun 5,585 poin (0,12%) ke 4.524,863. Indeks unggulan LQ45 juga dibuka turun 1,585 poin (0,20%) ke 784.210.

Sebagian pelaku pasar memanfaatkan sentimen itu untuk mengakumulasi mata uang rupiah. Data Bank Indonesia (BI) tercatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2015 ini tercatat sebesar 105,9 miliar dolar AS, meningkat signifikan dari posisi akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS. Sentimen dari dalam negeri lainnya mengenai laju inflasi 2016 yang diproyeksikan masih terjaga, serta komitmen pemerintah akan mempercepat belanja modal dalam rangka pembangunan infrastruktur di dalam negeri juga masih menjadi faktor yang menopang mata uang domestik meski masih dibayangi beberapa sentimen negatif eksternal.

Direktur Eksekutif BI Tirta Segara dalam keterangan resmi menyatakan peningkatan cadangan devisa berasal dari penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaan hasil ekspor migas, dan penerbitan obligasi global pemerintah yang cukup untuk menutupi kebutuhan devisa, antara lain untuk pembayaran utang luar negeri serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Dengan perkembangan itu, posisi cadangan devisa per akhir Desember 2015 dapat membiayai 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Bank Indonesia, menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Jumat (8/1) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.874 dibandingkan Kamis (7/12) di posisi Rp13.946 per dolar AS. Pada perdagangan siang tadi, rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak menguat sebesar 65 poin menjadi Rp 13.862 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 13.927 per dolar AS.

Dari bursa saham, IHSG ditutup naik 15,840 poin (0,35%) ke 4.546,288. Sementara indeks LQ45 ditutup naik 4,265 (0,54%) ke 790,060. Berdasarkan data perdagangan Reuters, dolar AS ditutup di Rp 13.905, dibandingkan posisi pembukaan pagi tadi Rp 13.936. Dari 10 sektor, ada 4 sektor yang masih bergerak di zona merah yaitu agrikultur, industri dasar, infrastruktur, dan perdagangan.

Tercatat, perdagangan saham akhir pekan cukup ramai. Sebanyak 116 saham naik, 149 saham turun, dan 89 saham stagnan. Perdagangan saham tersebut ditransaksikan sebanyak 199.685 kali dengan volume 3,6 miliar saham, nilainya mencapai Rp 5,1 triliun. Beberapa saham yang masuk dalam jajaran top gainers adalah GGRM naik 1.075 poin (1,99%) ke Rp 55.100, HMSP naik 900 poin (0,98%) ke Rp 93.100, LPIN naik 500 poin (9,90%) ke Rp 5.550, BBRI naik 350 poin (3,11%) ke Rp 11.600.

Adapun saham yang masuk dalam jajaran top loser adalah MYOR turun 675 poin (2,35%) ke Rp 28.100, INTP turun 500 poin (2,37%) ke Rp 20.600, AMFG turun 350 poin (5,04%) ke Rp 6.600, dan LPPF turun 300 poin (1,83%) ke Rp 16.125. Berikut kondisi bursa saham regional akhir pekan ini, antara lain: Indeks Nikkei 225 turun 69,38 poin (0,39%) ke 17.697,96, Indeks Hang Seng naik 120,37 poin (0,59%) ke 20.453,71, Indeks SSE Composite naik 61,41 poin (1,97%) ke 3.186,41, dan Indeks Straits Times naik 20,21 poin (0,74%) ke 2.750,12. (bzn/lb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *