LiBi Jakarta- Kantor perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) mengungkapkan inflasi DKI Jakarta pada dua bulan pertama tahun 2016 tercatat sangat rendah. Setelah pada bulan Januari inflasi terhitung rendah (0,24%, mtm), pada Februari 2016 perkembangan harga-harga di Jakarta bahkan mencatat deflasi sebesar 0,06% (mtm). Hal ini berbeda dengan data historis kondisi Februari dalam 5 tahun terakhir yang mengalami inflasi rata-rata sebesar 0,35% (mtm).
Menurut Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Doni P. Joewono, bila melihat data perkembangan inflasi dan kebijakan pemerintah, inflasi pada Maret 2016 diperkirakan masih rendah.
“Memerhatikan kebijakan pemerintah terkait harga-harga komoditas energi serta pola perkembangan harga-harga dan pantauan terhadap beberapa komoditas di pasar-pasar di Jakarta, inflasi pada Maret 2016 diprakirakan akan tetap rendah,” jelas Doni di Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Doni menambahkan, penurunan kembali tarif listrik pada 12 golongan nonsubsidi serta penurunan harga bensin jenis pertamax dan pertalite per 1 Maret 2016 akan menjadi faktor pemicu rendahnya laju inflasi Maret 2016.
“Di samping itu, komitmen pemerintah daerah, melalui BUMD untuk dapat menjaga stabilitas harga pangan, antara lain daging sapi di kisaran Rp90.000 – Rp100.000 menambah keyakinan inflasi pada bulan mendatang akan tetap terjaga,” tuturnya
Kendati demikian, beberapa komoditas pangan terutama bumbu-bumbuan seperti cabe merah besar dan cabe merah keriting diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan, seiring dengan meningkatnya intensitas hujan.
“Hal ini terindikasi dari perkembangan harga komoditas tersebut pada minggu ketiga dan keempat Februari 2016 yang mulai meningkat,” ungkapnya.
Sementara dari sisi subkelompok komoditas transpor, komoditas angkutan udara juga diperkirakan kembali akan mencatat inflasi terkait dengan adanya long weekend bulan Maret (Hari Raya Isa Almasih pada tanggal 25 Maret 2016) yang dapat dimanfaatkan untuk berlibur menggunakan moda pesawat udara. Perkembangan harga kedua subkelompok ini akan menjadi faktor penahan penurunan laju inflasi Maret.
“Penguatan koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI serta BUMD yang bergerak di bidang pangan melalui TPID sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi tahun 2016,” sebut Doni.
Menurutnya, berbagai program TPID harus selaras dengan program-program kerja di masing-masing SKPD, terutama yang menyangkut ketahanan pangan dan kelancaran distribusi pangan.
“Koordinasi yang baik juga sangat diperlukan dalam sinkronisasi kebijakan, yang didukung dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak agar tercapai kestabilan harga yang sangat dibutuhkan untuk mendorong pembangunan ekonomi Jakarta secara keseluruhan,” tutup Doni.