IHSG Diperkirakan Naik Terbatas

Wall-Street-NYSE

LiBi Jakarta – Pergerakan IHSG Senin (18/1) diperkirakan berada pada rentang support 4.485-4.497 dan resisten 4.540-4.562. Secara teknis, pola shooting star after hammer indicating limited up reversal masih di bawah area middle Bollinger Band (MBB). Moving Average Convergence Divergence (MACD) masih mencoba bertahan dari penurunannya dengan histogram negatif yang mendatar. The Relative Strength Index (RSI), Stochastic, dan William’s%R kembali mencoba naik meski terbatas. Laju IHSG di atas area target support 4.473-4.483 dan mampu melampaui area target resisten 4.541-4.557.

Meski terjadi penguatan di akhir pekan kemarin dan diharapkan muncul penguatan lanjutan, namun secara tren IHSG juga memiliki peluang penurunan, apalagi jika melihat kondisi bursa saham sekitar yang masih berada di zona merah, net sell asing yang terus terjadi, harga minyak yang menyentuh level USD 29 per barel, membuka peluang bahwa perdagangan IHSG berpotensi melemah. Tetap cermati sentimen yang ada pada laju IHSG.

Sementara untuk sejumlah saham yang layak dipertimbangkan, antara lain: Saham PT Astra International (ASII) dalam kisaran support dan resisten Rp 5.950-6.200. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 5.900, dan stop loss di Rp 5.875. Saham PT Astra Agro Lestari (AALI) dalam kisaran support dan resisten Rp 16.000-17.350. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 16.000, dan stop loss di Rp 15.900. Saham PT Agung Podomoro Land (APLN) dalam kisaran support dan resisten Rp 305-320. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 305, dan stop loss di Rp 304.

Berikutnya saham PT Semen Baturaja (SMBR) dalam kisaran support dan resisten Rp 294-309. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 294, dan stop loss di Rp 293. Saham PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) dalam kisaran support dan resisten Rp 5.725-6.000. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 5.700, dan stop loss di Rp 5.675. Saham PT Global Mediacom (BMTR) dalam kisaran support dan resisten Rp 875-980. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 875, dan stop loss di Rp 870. Saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) (PGAS) dalam kisaran support dan resisten Rp 2.595-2.725. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 2.630, dan stop loss di Rp 2.620.

Pada perdagangan Jumat (15/1), IHSG ditutup menguat 10,795 poin (0,24%) ke posisi 4.523,976. Sepanjang perdagangan Jumat, indeks mencapai level tertingginya di 4.542,101 atau menguat 28,920 poin dan mencapai level terendahnya di 4.516,132 atau menguat 2,951 poin. Pada perdagangan Jumat (15/1), IHSG diperdagangkan menguat terbatas. Pasca penurunan BI Rate di hari sebelumnya di mana IHSG cenderung bergerak terbatas dan berakhir melemah. Apalagi dengan adanya tragedi bom yang juga sempat membuat panik berlebihan dan berimbas pada pelemahan IHSG.

Pada akhir pekan, laju IHSG mulai bangkit seiring imbas positifnya penutupan laju bursa saham AS sebelumnya karena mulai rebound nya harga minyak mentah dunia. Efek bom pun hanya terasa sesaat. Meski demikian, di akhir pekan laju IHSG mencoba rebound namun, terbatas seiring masih cenderung melemahnya laju bursa saham Asia. Nampaknya penurunan tingkat suku bunga BI rate tidak sepenuhnya direspon baik setelah pada perdagangan di akhir pekan laju sektor yang diunggulkan atas dampak dari penurunan suku bunga yakni sektor Perbankan serta Properti justru ditutup di zona merah.

Pelaku pasar belum melihat nantinya penurunan BI Rate ini dapat diimbangi dengan kembali naiknya daya beli (demand) masyarakat, seiring masih adanya perlambatan ekonomi global. Dari pergerakan sektoral, sektor Farmasi kembali menarik perhatian setelah adanya beritabahwa kepemilikan perusahaan Farmasi bisa 100% dimiliki oleh asing. Lalu harga minyak yang kini menyentuh USD 29 per barel juga memberikan sentimen yang buruk sehingga membuat laju IHSG tertekan pada perdagangan akhir pekan kemarin.

Perlu juga diwaspadai jika IHSG juga berpotensi akan melanjutkan pelemahan nya namun terbatas, mengingat belum adanya sentimen yang kuat guna menopang kelajuan IHSG ditambah besok merupakan perdagangan terahir pekan ini. Tetap cermati sentimen yang ada pada laju IHSG. Di akhir penutupan IHSG, transaksi asing masih melakukan aksi jual yang didukung laju Rupiah yang kembali terdepresiasi. Asing kembali berjualan(dari net sell Rp 441,36 miliar menjadi net sell Rp 833,09 miliar) (bzn/lb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *