Lintas Bisnis.com Jakarta – Blockchain teknologi di balik bitcoin atau cryptocurrency merupakan sebuah topik pembicaraan yang cukup hangat di dunia dan juga di Indonesia. Sebagai sebuah teknologi potensi dari Blockchain sebenarnya jauh melebihi kepopuleran dari bitcoin.
Blockchain merupakan sebuah sistem distributed ledger yang terdesentralisasi dan terenskripsi. Hal itu menjadikan Blockchain sebagai sebuah pilihan ideal yang memungkinkan pihak pihak yg memiliki kepentingan berbeda untuk dapat bekerja sama dalam sebuah sistem bersama.
Chairwoman of the Board of Directors Blockchain Zoo Pandu W Sastrowardoyo mengatakan, menciptakan rupiah dalam bentuk digital sangat dimungkinkan. Apalagi dengan memanfaatkan sistem blockchain yang selama ini sudah digunakan oleh virtual currency.
“Sebenarnya blockchain itu dari awal diciptakan untuk digital currency, jadi kalau rupiah mau jadi digital currency itu suatu yang cocok. Karena memang digitasi dari aset itu kekuatan utama dari blockchain,” kata Pandu di Jakarta, Kamis, (1/2/2018).
Pandu menambahkan, pihaknya telah beberapa kali bertemu dengan bank sentral. Namun dari pertemuan itu tidak membahas secara spesifik mengenai rencana BI untuk menerbitkan rupiah digital sebagaimana virtual currency lainnya.
“Sejujurnya kami sempat ketemu dengan Bank Indonesia beberapa kali tapi belum bicara soal ini. Mungkin itu juga karena sekarang belum consulting dengan kami tapi ke depannya mungkin ya,” jelasnya
Sementara itu Analis Eksekutif Senior pada DKB IV-OJK, Roberto Akyuwen mengatakan potensi dari teknologi Blockchain yang dapat diterapkan ke bank bank Pembangunan daerah dan bank bank perkreditan rakyat.
“Untuk dapat bersaing dengan bank bank besar, maka merupakan suatu keharusan bagi bank bank pembangunan daerah untuk merangkul teknologi baru dan revolusioner seperti Blockchain,” ujar Roberto Akyuwen.
Direktur Digital Finance Innovation Group OJK, Fithri Hadi menambahkan teknologi itu dibutuhkan untuk menambahkan valuer dan mengurangi cost dari institusi finansial.
“Blockchain dipercaya sebagai sebuah teknologi yang mampu meningkatkan service level agreement tanpa mengganggu sistem inti perbankan yang berbeda,” jelas Hadi.