LiBi Jakarta – PT Bank Permata Tbk memperketat standar underwriting untuk menjaga kualitas pembiayaan. Selain itu, bank yang masuk kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) III ini akan memantau kondisi nasabah secara proaktif.
Direktur Utama Bank Permata Roy Armand Arfandy mengatakan, kondisi perekonomian yang penuh tantangan saat ini berdampak pada kualitas aset perseroan. Oleh sebab itu, secara year on year (yoy) rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross Bank Permata naik dari 1,44% menjadi 2,50% pada akhir September 2015. Sedangkan NPL net perseroan di level 1,33% dibandingkan posisi kuartal III-2014 yang menyentuh 0,75%.
“Ke depan, kami meningkatkan underwriting. Pasalnya, kami melihat risiko downside yang lebih lanjut pada kuartal IV-2015. Jadi pengelolaan NPL memang tetap merupakan tantangan terbesar ke depan terhadap profitabilitas bank,” ujar dia ditemui di sela paparan kinerja keuangan Bank Permata di acara Investor Summit and Capital Market Expo 2015 di Jakarta, Jumat (13/11).
Adapun sampai kuartal III-2015, laba operasional Bank Permata naik sekitar 38% (yoy). Menurut Direktur Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Permata Achmad Kusna Permana, sejalan dengan peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) Bank Permata membukukan laba bersih Rp 938 miliar, turun 24% (yoy). “Pada kuartal III-2015, beban pencadangan kami naik 226% (yoy) menjadi Rp 1,64 triliun,” jelas dia. (we/lb)